Bass
music terdengar asing bagi kalangan orang Indonesia, tidak terkecuali kita
menyebut dubstep dan drum and bass yang akhir-akhir ini populer. Beberapa kota
besar sudah mempunyai producer untuk genre yang satu ini, bagaimana dengan
Kalimantan?
DJ
bass music yang gw kenal adalah Levi Nawawi dari Pontianak, Kalimantan Barat.
Dengan sesekali mengkolaborasikan unsur etnik musik dayak dan unsur musik
elektronik lainnya. Kita akan berbicara banyak tentang proyek producer/dj yang
telah banyak bermain di gigs lokal. Selain itu Levi pernah menjadi salah satu
finalis 10 besar project colab MTV Asia Lenovo region Indonesia di tahun 2013
Q :
Ok, sebelumnya perkenalan diri dulu dan sejak kapan kamu terjun di dunia audio
producing?
L :
Nama saya Levi Nawawi dengan alias _elnoise atau DJLV pada Soundcloud,
Reverbnation dan juga Youtube. Awal karir kira2 sejak tahun 2004 saat masih
jadi operator dan editor recording di Jogjakarta, saat itu kebetulan saya masih
aktif mixing, mastering dan ngedit lagu-lagu dari band saya sendiri dan
band-band teman seperjuangan.
Sebenarnya
awalnya berangkat dari banyaknya penasaran ke band2 rave/ electronic/ breakbeat
terdahulu seperti Mobil derek, Media distorsi, DJ teory dan Electrofux (all
lokal), Prodigy, Fatboyslim, Chemical Brothers dan The Crystal Method pada
awalnya dulu itu. Saat itu saya masih menggabungkan beberapa unsur software
seperti FL studio dengan instrumen seperti gitar dan bass, juga sequencer DAW
seperti Reason dan Cubase dan selanjutnya berkembang terus berangkat menjadi
drum n bass, dub music, jungle, dan electronic yg sedikit ber-experimental dengan
beberapa analog hardware seperti electribe, groove box, sampler analog, kaoss
family, roland MC, drum machine dan banyak bangetlah karena rasa penasaran yg
berapi-api tadi dan ketidakpuasannya produksi, mixing dan play live dengan
software dan gitar.
Terkadang
saya juga menggabungkan antara format DAW dan analog gear tersebut saat rekaman
agar ada variasi. dan kemudian ber-evolusi terus dan terus hingga ke format DAW
software dan midi controller, bisa dibilang balik lagi sih ke roots awalnya
hehehe, tapi dengan format yg agak berbeda, karena jaman dulu controllernya ga
edan kayak sekarang ini. Malahan dulu
saking ingin experimentalnya saya pernah merekam suara alat berat pakubumi pada
projek pembangunan gedung besar di dekat rumah, suara mesin air, mesin pengaduk
semen dan suara gergaji mesin raksasa utk saya jadikan patch dan sample utk
lagu saya hehehe. maklum dulu masih era industrial nya Nine inch nails dan Koil
bukan skrillex hehehe.
Q :
Well, bagaimana kamu menggambarkan musik yang kamu buat dan siapa saja musisi
yang memberi pengaruh bagi karyamu?
L : Musik
saya bisa dibilang pada awalnya ya, terinfluence dari electronic seperti chill-out,
drum n bass dan experimental seperti Telefon Tel Aviv, Amon Tobin, edit, Sid
wilson slipknot, juga Chemical Brothers karena saya juga udah memainkan
electronic music/ bass music dari sebelum era dubstep melanda. Namun seiring
berjalan waktu dlm 2 tahun terakhir ini saya malah lebih suka ke artis jungle,
filthy drum and bass, drumstep, neurofunk, techstep dan DNB sejenisnya kayak
Noisia, Spor, Reso, Audio UK, Black Sun Empire, DJ Starscream, Shitmat, Technical
itch, Cooh, Limewax, London Electricity, General Malice, Bassnectar, AMC,
Pendulum, DJ hazard, Bongra dan lainnya. Jdilah musik saya (mungkin) bisa
disebut utk saat ini terinfluence musik experimental/ electronic/ dubstep namun
tetap dalam core box-nya drum and bass (DNB) dalam tempo yg agak cepat
(upbeat). Kalo untuk sekarang ini saya lebih banyak buat single yg keras sih
yang seringkali bernafaskan jungle dan filth drum and bass, rata-rata diatas
160 bpm. sudah jauh lebih simple dan tidak banyak unsur elektronik dan glitchy
soundnya lagi, lebih bass taste bangetlah utk musik saya yg sekarang ini, tapi
kalo utk remixan sih saya bebas, kadang dubstep, lagu2 lama, dangdut, pop barat
dan girlband kayak cherrybelle juga saya buat jadi drum and bass yg agak keras
hehehe. untuk kepuasan saja sih ya, bukan untuk komersil kalo mau dgr silahkan
mampir ke soundcloud saya saja ya
Q :
Selain dunia audio-producing, apa saja yang kamu geluti?
L : Motret,
saya jadi fotografer aktif sejak tahun 2006, dari landscape, human interest,
black and white, street snapshot, hingga commercial photography saya jalani
sampe sekarang. Memang suka dan karena kerjaan juga. sisanya ya as usual saya
jaga studio musik, merekam dan mixing band orang lain, masih aktif sebagai
gitaris di band diluar projek solo saya ini (bukan band elektronik ya), dan
memproduksi custom audio wood box handmade (sound sytem).
Q :
Apa saja tracks yang sudah kamu buat dan berapa banyak?
L : Kalo
tracks sih udah banyak sekali ga kehitung remix-an juga udah banyak. dari
electronic, dubstep, rave, glitch, oldschool, breakbeat. jungle dan drum and
bass udah banyak saya buat dan mix. namun saya bisa memilah2 fase saya main
musik elektronik dr awal masa hingga sekarang. Memang terasa evolusi genrenya.
dr PC music era techno, breakbeat dan rave music ke electronic analog battle
rig ke electronic chill and glitch, berkembang ke electronic & experimental
drum and bass dan hingga sekarang menjadi cenderung lebih ke jungle dan filth
drum and bass. 10 tahun berkecimpung dalam dunia DAW dan DJ ing lumayan terasa
lah evolusinya. kadang bosan juga, tapi ini udah jadi "main part of my
life", jadi ga bakal saya tinggalkan. sama kayak main gitar, saya lakukan
dari SMP, bosan ga bosan ya tetap saja saya lakukan.
Q :
Selain producing, Bagaimana menurutmu tentang live-performance dan djing? Saya
lihat kamu pernah bermain dibeberapa gigs, bisa ceritain tentang bagaimana kamu
bermain?
L : live
performance itu perlu ya, karena DJ atau musisi elektronik perlu sesekali
"out of the box" alias manggung agar existensi dan profesinya dilihat
oleh publik. Kalo buat lagu terus tapi ga pernah nampil kan ya pasti berasa
kurang juga. kayak makan enak tapi ndak pake sambal pedas hehehehe :D.
Saya
biasa play live dgn format laptop dan launcher klip plus effect controller,
biasa juga dgn DJ controller atau dua CDJ dan mixer. Kalo utk perform skrg2 ini sih saya gabungkan
laptop - midi controller, mixer dan CDJ. agar saya bs lebih bebas berkreasi dan
tidak monoton jika diatas stage. Tapi
saat awal dulu sih saya tampil live dgn analog2 gear yg ribetnya luar biasa dgn
kabel midi kemana2 hehehe. repot bawanya, bisa satu mobil pickup hahaha. kalo
sekarang sih dgn 1 laptop, 1 audio interface dan dua controller juga udah bs
tampil live. kan zaman udah canggih, efek rack, custom mapping dan chaining
pada DAW juga skrg udah saya buat sendiri pd software utk live manggung. jadi
praktis bgt lah kalo era skrg ini. didukung DAW DJ ing utk live yg gila2an
seperti ableton, traktor, serato atau vdj.
Q :
Apa pendapatmu tentang bass music? Disalah satu track yang kamu buat, katanya
kamu berkolaborasi dengan salah satu seniman musisi Dayak dengan menggabungkan
musik elektronik. Bisa ceritain bagaimana hal itu terjadi?
L : Bass
music itu menurut saya udah jadi underground culture ya, dan berevelusi terus
menjadi movement dimana akar music drum n bass udah dimainkan sejak tahun 80an
dgn turntable dan alat musik analog. Berevolusi terus menjadi musik-musik
kreatif hingga sekarang dgn alat2 yg canggih; seperti dubstep, twosteps,
neurofunk dan liquid drum and bass yg enak didengar plus subgenre2 lainnya. dan
budaya tersebut pasti nempel seperti exisnya DJ drum and bass di luar negeri.
kalo di Indonesia di JKT, Bandung dan Bali kayaknya udah banyak bgt DJ drum n
bass - dubstep ya, didukung jg banyaknya event dan gigs disana yg memberikan
chance bass music untuk dimainkan secara massive. Sangat positif sekali kalo
menurut saya. jadi orang-orang audience dan massa tidak hanya mengenal house
music dalam dunia DJ ing, tapi audience juga bs mengenal drum n bass, dubstep,
twosteps, drumstep, neurofunk dan mombahton contohnya, sebagai musik yg juga
dimainkan oleh DJ.
Kalo
kolaborasi panggung pernah dgn sapek Dayak guitar player (Feri Sape') yg udah
diundang main hingga Iran, Ukraina dan RRC. waktu itu saya buat ritem etnik,
electronic hiphop dan main scratch utk mengiringnya. Kalo utk lagu kolaborasi
rekaman sih ceritanya itu beda lagi, saya me-remix sample etnik gitar sape yg
saya ubah formatnya menjadi musik dub electronic ethnic dengan unsur suara2
alam Kalimantan, menjadi lagu sape' (gitar Dayak) yg bernafaskan dubstep, unsur
bass dan glitchy-nya elektronik music, saat itu kebetulan lolos final 10 besar
Indonesia project colab MTV ASIA - LENOVO, jadi para finalis saat itu wajib
membuat karya kreatifnya masing2 dgn style sendiri2, dan lagu tersebut menjadi
salah satu yg saya sertakan dlm final kompetisi.
Q :
Bagaimana menurutmu tentang scene musik di Indonesia dan Kalimantan, baik itu
musik pop ataupun EDM?
L :
utk KAL-BAR?, kalo pop disini ya rame, band band indie juga banyak dgn berbagai
alirannya masing2. Grunge juga udah naik lagi. kalo EDM saya no comment sih,
soalnya saya juga bukan DJ diskotik atau club DJ. saya juga jarang mainkan EDM/
house saat di event. walaupun terkadang saya nampil di club, tetap saya mainkan
drum n bass sebagai primary genre. saya juga tidak gabung dengan komunitas
house music/ EDM.
Q :
Apa ambisi terbesarmu dalam dunia audio producing? Misalnya merilis album atau
live performance ditempat tertentu?
L : Obsesi
besar saya nampil live outdoor di Pantai. seperti Pantai Pasir Panjang kalo
disini, pantai Ancol kalo di JKT. nampil live outdoor seperti Uncle Fatboy slim
hahaha. asik kayaknya. saya bisa all out dan headbang maximal. kalo utk album
sih saya ga ada target, rata2 lagu2 dan mixstep saya di soundcloud dan
reverbnation itu free download hehehe. saya bukan termasuk musisi yg karyanya
harus komersil terus sih soalnya. uang tidak terlalu penting utk karya-karya
saat ini. dan saya sangat jarang sekali jual musik/ lagu.
Q :
Menurutmu, apa saja elemen yang harus dimiliki bagi seorang musik producer
(bukan elemennya Avatar ya.. hehe)?
L
:
1. Ide,
produser atau DJ harus memiliki ide yg gila, sick dan tidak umum (anomali) agar
karya2nya bs cutting edge dan tidak mainstream saat didengarkan kepada
audience/ massa.
2. Harus
rajin explore, inovatif dan tidak menyerah dgn kreatifitas juga karena musik
ini termasuk musik yg harus memahami banyak unsur seperti (contohnya) alat midi
dan program DAW yg hampir setiap waktu berevolusi tanpa henti.
3 Alat
yg mendukung utk produce, recording, proses mixing dan saat play live on stage,
tidak perlu banyak tapi asal mencukupi kebutuhan saja.
4. Performance
/ percaya diri alias PD. nah perlu ini soalnya yg namanya DJ/ produser musik
elektronik kan tidak mainstream, kalo dia ga pede bagaimana bs menampilkan
karyanya di depan orang banyak. masak manggung dgn muka merah hahaha, malu
dong. ntar dikira fesbukan dipanggung lagi cuma geregetan pegang mouse tok
hehehe.
Q :
Gear yang dipake dalam producing maupun live?
L :
kalo dulu sih banyak, tapi sekarang saya hanya pake laptop, PC, rotary efek
controller, launcher clip dan sampler pad saja, karena sekarang musik saya memang
lebih ke Sampler Based tidak seperti yg dulu lagi menjlimet produksi dgn drum
machine, synth, kaoss family, groove box, electribe, effect pad dll. kalo utk
live saya sering pake cdj yg sudah usb mode, mixer 2 channel, kadang pake dj
controller 2 decks, laptop, juga effect midi kontroller dan launcher pad/ clip.
tergantung event juga sih, kalo event besar ya alat-alatny juga harus mendukung
agar terlihat seperti DJ hahaha, namun kalo saya main di gigs club bawain drum
n bass n dubstep saya lebih sering pake ableton dan midi controller. turntable juga
pernh saya pake utk live. Kalo untuk settingan live sekarang saya buat rig
sendiri antara cdj, mixer 2 cnl, laptop dan launcher clip/ sampler pad.
Q :
Which one do you prefer? Software (Vsti) atau Hardware?
L :
kalo utk selera sih saya lebih senang hardware. karena di hardware kita bs
explore lebih rumit namun selalu ada keterbatasan, contohnya kalo kita buat
dubstep di electribe dan groove box, kan kita ga selalu dapat sound yg
diinginkan, namun terasa lebih enjoy aja saat prosesnya yg butuh waktu,
merekamnya juga secara analog. disitu letak seninya menurut saya. namun kalo
utk efisiensi saya pilih software dgn midi controller. jauh lebih praktis dan
efisien. contohnya kita buat lagu di reason atau ableton dengan key atau drum
pad controller.
Q
: Kalau boleh dibilang, pengalaman apa yang paling berkesan selama producering
atau live performance? Atau bisa hal lain, pencapaian gitu...
L :
pengalaman paling berkesan waktu diundang nampil di kafe musiknya Ahmad Dhani
SOR itu. saya bawa live dubstep n drum and bass sampe headbang ga karuan karena
sound yg mendukung, suasana panggung yg pas, dan audien yg penasaran dgn bass
musik itu seperti apa. pernah juga bawain drum n bass yg keras pas event besar
n disuruh ganti lagu cepat-cepat padahal full list udah siap hehehe. pengalaman
lain yg berkesan apa ya, mungkin waktu nemanin istri belanja eh pas ada remixan
dubstep saya salah satunya diputar di mall hehehe. berarti kan audiense nya
sudah merambah ke publik juga.
Q : Selain
audio-producering, ada rencana lain dalam dunia digital arts?
L :
saya ingin punya web foto sendiri tahun ini, web yg berbayar. agar bs
memanjakan karya2 sendiri utk dinikmati dan ditampilkan.
Q :
Bagaimana menurutmu scene music local electronic di Kalimantan Barat?
L : Sekarang
scene electronic local disini sedang bangkit dan berkembang. udah beberapa gigs
musik elektronik yg dibuat, walaupun belum terlalu rame audiencenya. yg lain ya
jalan residental di club2 sini, as a home DJ.
Q :
Last, sebutkan 5 track musik (random) yang everlast buat kamu?
L :
10 aja ya Qor, because 5 is never enough hahaha
Ordinary world - Duran Duran
Block rockin beats - Chemical Brothers
Parisienne walkway - Garry Moore
Black hole sun - Soundgarden
Daughter - Pearl Jam
Not enough - Van Halen
My way - Frank Sinatra
Warik - Last few minutes
Shove it - Deftones
Anthem of our dying day - Story of the
year
Levi Nawawi @_ElNoise on the INTERNET :