Kemaren, gw menonton film animasi pertama buatan karya anak negeri dibioskop yang tahun lalu gw pernah rilis trailernya di media online. Dengan berangkat bersama salah satu teman gw yang telah menjadi penggemar anime dalam 4 tahun belakangan. Kami memilih menonton untuk menonton film Battle of Surabaya (BoS) pada malam hari dibioskop satu-satunya yang ada dikota Banjarmasin. Alasan kenapa menonton malam karena gw rasa menonton film animasi yang diperuntukan untuk semua umur ini sedikitnya penonton yang ada.
Karenanya kejadian bulan lalu gw nonton film Antman dibioskop dimana dibelakang gw ada anak kecil yang berisik selalu berkomentar dan menarasikan setiap adegan. So, dengan penonton yang hampir dibilang kurang dari 20 orang, gw menyaksikan film dengan menjadi seperti anak kecil mengomentari setiap adegan BoS dengan teman gw yang dia bilang menonton film di bioskop adalah pengalamannya.
Dimulai dari plot cerita yang mengambil setting perang Surabaya dengan tiga karakter sentral dimana Musa (sang penutur jalan cerita) bekerja sebagai tukang semir sepatu dan berteman dengan Isis-chan alias Yumna, seorang gadis yang menjadi teman sepermainannya dimana mereka direkrut sebagai tukang pembawa pesan dari markas militer Indonesia kepada keluarga mereka dan juga Musa harus mengirimkan informasi tentang pesan penting dimana ia harus mempertaruhkan keselamatannya karena di buru tentara sekutu dan klan ninja Naruto.
Ekpektasi gw ketika menyaksikan Battle of Surabaya sebenarnya ingin melihat full aksi heroik main karakter dan pejuang Indonesia saat peristiwa peperangan. Sayangnya, cerita terlalu mengambil banyak porsi karakter utama yang berinteraksi layaknya seperti sepasang kekasih yang kasmaran selain penceritaan beberapa karakter pendukung dengan latar belakang masing-masing dimana mengambil setting sebelum terjadi peristiwa inti terjadi. Padahal menurut gw berpotensi lebih menarik ketika terjadi peperangan dimana sang tokoh utama menceritakan balik kenapa motivasi dia terlibat dengan suasana mencekam dan menegangkan. Jadi, yang gw saksikan kenyataannya 60% drama 10% sort of romance, 10% pelajaran sejarah dan sisanya aksi peperangan.
Adapun dari segi grafis, gw puas dengan sempurnanya background pemandangan yang ditampilkan dengan mendetail, desaign karakter mengingatkan gw dengan beberapa kartun animasi khususnya Avatar, dan sepanjang cerita kami mengomentari karakter design dan bagaimana pergerakan animasi dimana kami melihat background animasi 3d berjalan smooth tetapi pada karakter agak sedikit kaku ketika berbicara dan kurang ekspresif.
Berbicara tentang ekspresif, hal yang menurut kami janggal adalah dialog pemain yang menggunakan bahasa Indonesia yang agak kejakarta-an. Meskipun menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, aksen karakter utama bukan seperti orang Surabaya pada umumnya kecuali beberapa karakter pendukung dimana mereka menjadi karakter yang comical dengan sedikit humor dengan penggambaran yang stereotipikal. Gw berharap sebenarnya film ini harus memperhatikan aspek dialog line yang menurut gw kayak menonton sinetron Indonesia yang tayang di TVRI. Dari segi background musik, BoS menunjukkan audio yang mumpuni dan meyakinkan namun kurang memperhatikan aspek kondisi dan situasi peperangan, masa sih di zaman perang ada soundtrack lagu pop modern. At least, setidaknya gw harap mereka meremake lagu-lagu saat itu menjadi lebih fresh dan memainkannya sebagai background musik. Overall, gak rugi menonton di bioskop karena audionya menjadi nilai plus.
Dari segi aspek fun, gw rasa film ini setidaknya meninggalkan bekas bagi gw karena membuat film animasi tidak gampang dan memakan waktu bertahun-tahun. Tentunya karena target penonton adalah semua umur khususnya anak-anak, gw harap selanjutnya film animasi seperti ini menjadi industri kreatif yang diperhitungkan, tidak hanya dari segi profit yang menguntungkan, tetapi juga menjadi pembuktian dari kemampuan generasi pemuda Indonesia dalam membuat animasi yang berkualitas. Oh iya, buat siapapun yang senang mencari konten bajakan film gratis Battle of Surabaya di Internet. Come on, kumpulkan seribu rupiah sehari, dalam satu bulan, kalian sudah bisa menonton film di bioskop. Jangan cuma download gratisan aja.
Nonton Malam Jum'at |
Terakhir, BoS adalah film animasi pertama Indonesia, sukses atau tidak gw rasa para pembuat film dan orang yang terlibat didalamnya patut berbangga karena meninggalkan jejak sebagai bagian dari ikon kemajuan industri animasi Indonesia yang dalam beberapa tahun kebelakang hanya berkisar pada acara televisi edukasi untuk anak-anak. And so far, adanya BoS menginspirasi gw untuk membuat hal yang sama suatu saat nanti, yaitu membuat film animasi karena nyokap gw pernah berpesan untuk membuat kartun dengan mengambil tema lokal, dan tentu saja beliau kira membuat animasi itu segampang menulis review kali ini.
Rating : 7/10