Bulan maret ini gw tidak melewatkan kesempatan besar untuk mengalami fenomena alam yang hanya terjadi setiap 30 tahunan sekali. So, karena Indonesia merupakan negara yang disinggahi fenomena ini dan pulau Kalimantan menjadi salah satu point gerhana total terjadi. Gw tertarik untuk mengalaminya secara langsung, sayangnya kota Banjarmasin kurang cocok untuk melihat gerhana total. Oleh karena itu gw pun berencana berangkat kekota Tanjung, 200km dari kota Banjarmasin.
Perjalanan kekota ini memakan waktu hampir 5 jam dari Banjarmasin. Satu hari sebelum gerhana terjadi, gw tidak langsung kekota Tanjung, tapi singgah dulu ke Balangan. Ketempat salah satu teman gw yang kerja dan punya kost-an disana. Berangkat mulai jam 3 siang dan sampai jam 7 malam di Balangan, gw isirahat dan menginap dirumah Roy, teman lama yang dulu pernah menghabiskan waktu bersama 7 tahun selama nyantri dulu.
Karena fenomena terjadi sekitar jam 8 pagi. Kami berangkat dari Balangan ke Tanjung yang memakan waktu setengah jam. Kebetulan hari ini hari Nyepi maka jalanan terlihat lenggang. Alasan gw berangkat ke Tanjung selain ingin melihat gerhana gw juga penasaran untuk menyinggahi beberapa kota yang ada didaerah hulu sungai dengan mengendarai motor. Gw tak terlalu berekpektasi banyak, sayang karena harinya berawan. Kami tiba disalah satu pusat keramaian Tanjung Islamic Center yang sudah ramai dengan orang yang melakukan shalat gerhana.
Tanjung Islamic Center |
Teman gw sengaja bolos kerja untuk menemani gw padahal gw gak minta, logikanya dia bisa saja melihat fenomena secara langsung ditempat dia kerja dan juga gw sebenarnya gak susah susah pergi ke Tanjung untuk melihat kejadian yang sama. Karena kata teman gw yang ada di Banjarmasin kejadian gerhana juga terjadi terapi tidak segelap yang gw alami di Tanjung.
Seperti yang gw tulis sebelumnya, awan menggantung di kota Tanjung menjadi penyebab disana masyarakat gak bisa menyaksikan gerhana total dimana bulan menutupi matahari secara penuh. Kejadian yang memakan waktu selama 3 menit ini menjadikan bumi menjadi gelap gulita dan entah kenapa bikin gw merinding.
Setelah bumi terang kembali, gw pun berangkat balik ketempat kost teman gw untuk bersiap balik ke Banjarmasin. Karena gw sudah melewati kota Amuntai dengan jalur berbeda, pulangnya gw putuskan untuk singgah kekota satu ini dimana disana ada Candi Agung yang menjadi tujuan gw untuk disinggahi.
Gw mengambil jalur alternatif pulang dan menuju kekota yang ternyata jalurnya tidak menggunakan jalur utama, sepanjang perjalanan gw entah kenapa menjadi bahagia dengan mengemudikan motor dengan lumayan laju sambil mendengarkan lagu yang kadang menjadikan perjalanan menjadikan sebuah pengalaman. Dengan melewati jalur jalan raya yang sepi dengan persawahan dan sesekali rumah. Gw mendapat salah satu sensasi bagaima hidup itu bisa menjadi sebuah adegan film.
Cukup dengan filosofi ngawurnya, satu jam perjalanan gw pun sampai di kots Amuntai. Tidak susah untuk menemukan Candi Agung dizaman Internet portable sejarang. Selain karena kota Amuntai yang masih dibilang kecil, selain itu gps menunjukkan temoat yang gw datangi tidak terlalu jauh setelah singgah disebuah warung minum.
Setelah tiba di depan Candi, kita harus membayar restribusi masuk sebesar 5000 rupiah didepan gerbang. Dan didaerah sekitar candi kita akan menemukan 3 spot yang bisa di kunjungi.
Lingkungan Asri Sekitar Candi |
Pertama, museum Putri Junjung Buih dimana didalamnya ada sedikit benda peninggalan sejarah dan juga singgasana gaib tentang mitos sosok wanita ini dan sejarah kerajaan Islam yang dijelaskan salah satu penjaga museum ke gw.
Lukisan Junjung Buih |
Koleksi Benda |
Koleksi Buku |
Penjaga Singgasana |
Kedua, setelah dari museum kita bisa mendatangi ketempat bernama Telaga Darah, sebuah pondok dengan kolam air yang kono disini meruapakan salah satu tempat bunuh diri sosok keramat dan penjaga kolam tersebut menjelaskan kalau air yang ada dikolam itu kadang digunakan untuk melakukan ritual.
Telaga Darah |
Penjaga Telaga |
Ketiga, Candi Agung itu tersendiri, terlintas yang ada dipikiran gw adalah sebuah bangunan candi yang ternyata sebuah makam keramat dimana disini tersimpan jasad tokoh yang memeluk agama Islam pertama kali.
Candi Agung |
Makam Pangeran Suryanata |
Pelayanan Doa |
Tempat Semedi |
Setelah berkeliling sebentar, gw pun selesai untuk memecah penasaran gw tenrang Candi ini dan merasa misi perjalanan kali selesai dengan berencana balik ke Banjarmasin setelahcwaktu menunjukkan jam 3 siang. Selama perjalanan, rencana untuk menyinggahi tiap kota san berfoto di Tugu batas kota harus gw batalkan karena harus mengejar waktu sebelum malam tiba setidaknya sebelum hari gelap karena lampu depan motor gw mati dan harus diganti secepat mungkin. Hal inilah yang membuat gw membatalkan rencana untuk berangkat ke Balikpapan dengan motor yang mungkin gw bakal lakukan bulan depan.