Tahun ini tiap bulan gw bakal bahas terus film capeshit yang gw tonton di bioskop. Setelah kemaren nonton Deadpool dengan kesan yang biasa biasa aja. Bulan ini gw memutuskan nonton film Batman vs Superman yang sebagai penggemar tokoh dari komik DC menjadikan hal yang gw tunggu untuk gw tonton.
Sebelumnya review kali ini akan gw bagi kedalam tiga bagian, karena gw gak terlalu pandai menulis tentang mengulas film dengan runut dan lengkap. Maka gw lebih suka mengulas sisi lain dari film tersebut dan pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat awam dan fanboys fanboys diluar sana. Sebenarnya dari segala macam fans film superhero yang ada diluar sana bisa dikategorikan kedalam tiga kelompok. Pertama, penggemar sejati komik dan menonton filmnya. Kedua, menonton filmnya tapi tidak baca komiknya sama sekali atau hanya sesekali liat kartunnya. Ketiga, masyarakat awam yang ikut ikutan hype-train yang menjadikan film Superhero sebagai tren terbesar Hollywood dalam meraup pendapatan dalam satu dekade terakhir.
Adapun ketiga bagian yang akan gw tuliskan terdiri dari, Introduksi, Ekpektasi dan Aftermath (Konklusi). Sebuah gaya menulis yang aman dalam mereview sesuatu.
INTRODUKSI
Siapa yang tidak kenal Superman dan Batman, sebagai ikon fiksional pop kultur abad 21. Semua orang didunia ini kenal dengan sosok pahlawan super yang identik dengan logo S dan celana kolor terbalik yang menjadikannya dikenal masyarakat selain membasmi kejahatan. Tidak seperti Batman, ya karena dia Batman. Orang awam taunya oh itu Batman, dia bisa terbang? Kenapa pake topeng? Musuhnya apa? Terus dia temannya Spidermannya ya? < - Serius, teman gw yang demen anime nanya kayak gini. Dengan ditambah dengan karakter Wonder Woman yang sebenarnya agai dipaksakan langsung masuk kedalam cerita, penonton akan menyaksikan usaha DC komik untuk mencoba langkah film Marvel membuat film aliansi Superhero yang dibagi kedalam beberapa bagian.
Bagusnya film ini terbilang sukses namun di kritik sana sini karena dari pengamatan gw selama nonton dibioskop, boring meter buat kaum awam sangat tinggi. Banyak yang main hape pas adegan dialog namun kalau ada ledakan atau tiba tiba musik intense diperdengarkan penonton ngeliat lagi kelayar.
Cerita diatur dengan set sederhana dengan nuansa kelam bahwa setelah film Man of Steel selesai, ternyata kota yang hancur akibat invasi alien membuat dua kubu masyarakat yang membela keberadaan Superman yang mood-mood an atau menolak kehadirannya dan dianggap berbahaya. Oleh karena itu setelah 20 tahun jadi Batman, dia muncul lagi dan menantang untuk bertarung melawan Superman. Dibantu dengan siasat licik Lex Luthor (Joker-nya Superman), keduanya diadu domba dengan menggunakan klimaks plot kunci yang terduga siapa yang akan menang? Cerita seleai? Ternyata masih ada lanjutan dimana dengan bantuan Wonderwoman mereka bertiga melawan monster Doomsday yang akan mengakhir cerita.
EKPEKTASI
Banyak orang (internet) pesimis dengan jalan cerita dan tone yang dibuat oleh Zack Snyder karena menjadikan Superman yang terlalu galau, emo, mood-mood an dengan eksistensinya. Selain itu, film Man of Steel yang bisa dibilang prequel dari film BvS dianggap terlalu mengikuti alur The Dark Knight-nya Nolan yang terlalu gelap dan serius namun banyak mengambil sisi humanisme dan relevansi seorang hero di abad ini. Bagi orang awam, mungkin banyak banyak adegan komedi dan efek ledakan disana sini sudah cukup menyelamatkan film dari penonton yang mungkin walk-out karena bingung dengan dialog dialog yang terlalu deep untuk dipahami serta karakter pendukung yang penonton tidak familiar dalam lore Superman.
Gw sendiri baru tertarik dengan Supermanism baru dua tahun belakangan dengan baca graphic novel origins, film animasi dan juga serial tv yang hampir 6 bulan gw marathon 10 season tentang origin Superman sebelum jadi Superman; Smallville. Membandingkan versi Superman versi film dengan media komik dan animasi tentu tidak dapat dihubungkan dengan karakter Superman yang seharusnya ceria, optimism, ceroboh dengan love interest yang comical beserta villain yang manipulatif namun penuh teka teki seperti yang gw tonton diserial tv.
Beruntung DC comic mempunyai set dengan konsep multiverse-nya sehingga film ini tidak dianggap canonical dan terus berlanjut dan akan bereinkarnasi kedalam bentuk bentuk baru sesuai dengan graphic novel atau seri komiknya. Ada tiga buku yang bagus untuk di baca untuk melihat inkarnasi superman yang patut diintip dan menjadi favorit gw.
Pertama, Superman Earth-One, dimana origin Superman versi komik di modernkan dengan jalan cerita yang lebih masuk akal dan tetap relevan dengan isu modern. Kedua, Superman; Origins dimana kita bisa memahami apa yang menarik dari karakter Superman dan orang sekitarnya dengan tone yang lebih ceria namun tetap sederhana dalam penyampaian cerita. Ketiga, Superman Red Son, bagaimana jika seorang Superman tidak berjuang dengan cara Kebenaran (Truth), Keadilan (Justice) dan cara Amerika (American Way) tetapi malah berjuang untuk kelas sosial dan komunisme karena ternyata pesawat yang membawa bayi superman tidak pernah jatuh di Kansas, malah di Ukraina. Graphic novel yang bisa dibilang berat ini akan membawa pembaca melihat dunia alternatif lain dimana karakter DC mempunyai inkarnasi lain seperti Batman yang anarkis dan tokoh lainnya sesuai setting cerita masa era 40an.
KONKLUSI
Menonton film BvS tidak memerlukan ekpektasi yang besar karena meskipun tone yang gelap, setidaknya penonton yang benar benar ingin menonton dan tidak terjebak dalam hype-train bisa menikmati film ini. Sebagai penggemar DC yang menurut gw pribadi lebih menekankan karakterisasi dan menjadikannya salah satu simbol pop kultur nerdisme diantara franchise Marvel dan Starwars dimana perang antar fanboys wannabe di era Internet menjadi jadi dengan membahas karakter khayalan yang seharusnya mempunyai relevansi dalam kehidupan penontonnya. BvS setidaknya memenuhi ekpektasi perang penggemar franchise film dari komik dengan kesuksesannya dan akan membuat tren film bertema Superhero setidaknya akan terus menjual dalam 20 tahun kedepan.