Sedikit blog hari ini, lagi lagi dapet inspirasi tentang warung gw dimana gw bekerja disebelahnya. Kali ini topiknya adalah tentang para pengamen yang bergantian setiap hari menyanyi di depan warung dan sekitar pasar. Dalam buku panduan "Bagaimana Cara Mengamen yang Baik dan Benar" yang belum pernah gw susun sebelumnya. Secara umum ada 3 tipe pengamen yang bisa di kategorikan dalam dunia tarik suara jalanan.
1. Benar benar berjiwa pengamen
Pengamen seperti ini merupakan idaman penikmat seni dan kreativitas seperti gw (#selfproclaim), mereka benar benar niat membawa alat instrument sendiri yang kadang ada ngebuat sendiri, lagunya original mix dengan rilik yang relatable sama daerah lingkungannya, salah satunya penyanyi yang membawakan lagu berujudul Utuh Zenith yang merupakan pandemik berbahaya saat ini di Banjarmasin. Mereka menyanyi sampai selesai dan selalu menunjukkan bahwa mereka adalah professional dengan jangkauan suara yang menembus tiga toko dan cukup meletakkan kantong uang dihadapannya menunggu orang dengan ikhlas memberi. Selalu gw sisipkan 2000 rupiah sama jenis pengamen seperti ini.
2. Setengah Pengamen
Pengamen kayak gini entah biasanya bocah 18-an yang menurut mereka cukup modal ukulele dan lirik dari band punk gak dikenal sama sekali, kalau nyanyi asal bunyi kayak kumur kumur dan tidak mengapresiasi kaidah bermusik dan bernyanyi sama sekali, gak professional, belum selesai nyanyi kalau di kasih duit langsung ngacir. Kalau tipe yang gak ngepunk, ada juga nyanyinya dibuat-buat seadanya. Kadang nyanyi lagu ben melayu (yang ini masih mending), malah ada juga yang nyanyi religi kayak shalawat badar sambil mabuk zinet dimana kalau gw mood saja gw kasih, itupun kalau gw ingat.
3. Pengamen Avant Garde
Sebut saja Pak Tono, beliau ini gw rasa merupakan musisi jalanan yang mempunyai aliran avant-garde yang mendobrak kaidah bermusik dan benar benar baru gw liat. Suara gitar dan vokal gak nyambung tapi punya harmoni tersendiri, tambah lagi baru kali ini gw liat gaya orang bernyanyi main gitar sambil nyetim senar. Bisa dibilang lagunya merupakan paduan lagu ending kartun spongebob dicampur lirik lagu pop 80an. Setiap hari beliau tampil tanpa rasa malu meski pengunjung warung banyak yang nahan ketawa karena memang beliau tampil luar biasa beda dimana dia gak peduli dapet dikasih duit berapa dengan durasi lagu sangat lama, melewati kaidah musik pop generik kebanyakan. Nah Pak Tono ini kemungkinan merupakan seniman yang merupakan representasi kaum urban berpenampilan sederhana, namun selalu mempunyai cara yang sama dalam berkarya sampe nyokap gw bosan dan nyeletuk tanpa rasa hormat menghentikan nyanyiannya, "udah... lagi pusing, cepat selesaikan nyanyinya..." , note: nyokap adalah penggemar Pak Tono dan lagu gw terinspirasi dari gaya beliau.